
NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dalam upaya mewujudkan swasembada energi, Indonesia tengah menjalankan strategi besar untuk mencapai transisi dan transformasi sektor energi, yang melibatkan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) serta teknologi ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan oleh Penasihat Presiden Urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro yang mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan energi yang berkelanjutan dan berteknologi tinggi.
Menurutnya, sektor mineral dan batu bara Indonesia masih memiliki potensi besar, terutama dalam pengembangan nikel yang semakin berkembang.
“Kita melihat potensi besar di sektor Minerba, terutama nikel yang akan menjadi bagian penting dalam konsep strategi swasembada energi ke depan,” ujar Purnomo dalam acara Special Dialogue: Swasembada Energi, yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Four Seasons Hotel, Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Menurutnya, salah satu aspek utama dalam strategi ini adalah transisi dan transformasi energi.
“Transisi energi adalah langkah awal dalam proses transformasi yang lebih besar, di mana kita berfokus pada penggunaan teknologi ramah lingkungan, pengurangan karbon, serta mengintegrasikan teknologi baru seperti elektrifikasi dan carbon capture, utilization, and storage (CCUS),” ungkapnya.
Penerapan teknologi ramah lingkungan tidak berhenti pada EBT, namun juga mencakup upaya mengurangi emisi karbon dari sektor energi fosil, salah satunya dengan penggunaan teknologi clean coal seperti super critical dan ultra-super critical, yang saat ini sudah diterapkan di beberapa pembangkit listrik di Indonesia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa transformasi energi ini tidak hanya melibatkan perubahan teknologi, tetapi juga struktur industri dan pola konsumsi energi yang lebih demokratis.
“Desentralisasi energi dan digitalisasi menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini, dengan melibatkan pelanggan sebagai bagian dari ekosistem energi,” ujarnya. Teknologi seperti Internet of Things (IoT) akan diterapkan untuk mengembangkan smart grid dan mini grid yang lebih efisien di berbagai daerah.
Selain itu, hilirisasi sektor energi menjadi sorotan penting dalam pembangunan energi Indonesia.
“Hilirisasi energi adalah langkah strategis untuk membawa sektor energi Indonesia menuju tahap yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Upaya hilirisasi ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam, khususnya batubara, dengan teknologi gasifikasi dan likuifaksi penuh, yang dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor energi.
Pemerintah Indonesia telah memulai uji coba teknologi gasifikasi batubara di Sumatera Selatan, yang bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 sekaligus mengoptimalkan penggunaan batubara dalam bentuk yang lebih ramah lingkungan.
“Dengan mengembangkan teknologi gasifikasi batubara, kita berharap dapat mengurangi CO2 dan mendukung ketahanan energi nasional,” tambahnya.
Melalui langkah-langkah tersebut, Indonesia berupaya mencapai tujuan besar dalam mewujudkan swasembada energi dan pengurangan emisi karbon yang maksimal, seiring dengan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan dan ramah lingkungan.
“Transformasi ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, dan saya berharap semua pihak dapat berkolaborasi untuk memastikan program pemerintah ini berjalan dengan baik,” tutupnya.
Dengan visi yang jelas dan langkah-langkah yang terstruktur, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menciptakan masa depan energi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan.
